Uang Panai sebagai Harga Diri Perempuan Suku Bugis (Tinjauan Sosiologis Teori Status Sosial, Teori Perubahan Sosial dan Teori Pertukaran Sosial)
Rp68,000 Rp78,000
Judul: Uang Panai sebagai Harga Diri Perempuan Suku Bugis (Tinjauan Sosiologis Teori Status Sosial, Teori Perubahan Sosial dan Teori Pertukaran Sosial)
Penulis: Rinaldi, S.Pd., M.Pd.
Editor: Junaedi, S.Pd., M.Pd.
ISBN: –
Cover: Soft Cover
Halaman: 113 hlm
Berat: 150 gr
Ukuran: 15 x 23 cm
Deskripsi:
Negara Indonesia merupakan negara yang memiliki masyarakat multikultural adat istiadat dan keberagaman budaya yang tersebar dari pelosok desa sampai ke pusat kota yang mencerminkan identitas lokal di setiap masyarakat yang membedakannya dengan masyarakat lain. Dalam kehidupan masyarakat suku bugis, nilai tradisi yang masih kental dan membudaya sampai sekarang menggambarkan bagaimana identititas lokal dan watak masyarakat suku Bugis, seperti yang dikemukakan Soekanto (2010, hlm 38) budaya siri’ na pacce, siri yang bermakna: rasa malu (harga diri), harga diri berkaitan dengan kehormatan seseorang yang tidak bisa dibeli dengan uang, harga diri berkaitan dengan kehormatan seseorang dan setiap orang harus saling menghargai. Sedangkan pacce atau disebut pesse dalam bahasa Bugis yang bermakna (keras atau memiliki pendirian kokoh). Pacce bermakna tentang bagaimana seseorang memiliki integritas atau pendirian yang keras dan tegas terhadap suatu persoalan.
Pemberian uang panai kepada pihak mempelai keluarga perempuan yang ada di suku Bugis ini yang dimana memiliki patokan uang panai yang cukup besar. Perempuan di suku Bugis ini memasang uang panai yang tergolong tinggi, berkisar Rp. 50.000.000,00-100.000.000,00 bahkan lebih dari itu, dan terkadang diikuti permintaan harta benda lainnya berupa emas, mobil bahkan ada yang memberikan rumah yang ketika di totalkan semua sekitar 1 Milyar. Melihat fenomena yang terjadi tentang pemberian uang panai yang begitu tinggi terkadang dijadikan sebagai gengsi dan menimbulkan banyak persepsi di lingkungan masyarakat khususnya masyarakat suku Bugis.
Dari beberapa referensi yang penulis kaji, belum ada bahasan yang secara khusus mengkaji tentang makna uang panai sebagai harga diri perempuan suku Bugis. Semoga buku ini dapat memberikan pemahaman kepada masyarakat suku Bugis tentang makna uang panai sehingga nilai-nilai tradisi tetap terjaga tanpa mengedepankan status sosial atau gengsi dalam masyarakat, yang harus diutamakan yaitu nilai adat dan agama dalam masyarakat suku Bugis. Semoga benar-benar bermanfaat. Selamat membaca
Reviews
There are no reviews yet.