Judul: Kreativitas Menulis Kaum Rebahan
Penulis: Deni Darmawan
ISBN: –
Cover: Soft Cover
Halaman: 237 hlm
Berat: 250 gr
Ukuran: 15.5 x 23 cm
Deskripsi:

Kaum rebahan identik dengan kemalasan. Apalagi, ketika pandemi menyapa, rebahan menjadi gaya hidup yang tidak dapat dipisahkan. Namun, apakah benar rebahan itu selalu identik dengan kemalasan dan stigma negatif lainnya? Jawaban tidak sepenuhnya benar, sebab ada sebagian kaum rebahan yang mampu mengelola rasa malasnya menuju lompatan produktivitas untuk menghasilkan banyak karya.

Rasa malas akan selalu menghinggapi setiap manusia. Namun, bukan berarti rasa malas dijadikan momok dan resep jitu sehingga kita tidak mampu berbuat apa-apa. Justru, ketika rebahan, rasa malas bisa dikelola dengan baik agar menjadi sebuah proses reflektif, kontemplatif, imajinatif dan kreatif. Proses itu semua akan mengantarkan pada sebuah ide, gagasan, konsep dan hal-hal “gila” lainnya.

Bagi kaum rebahan, akan ada tempat dan ruang yang disulap menjadi sudut istimewa. Sudut istimewa itu bukan saja untuk melepas lelah dan bermalas-malasan, tapi juga menjadi sudut untuk menggemparkan dunia dengan berbagai tulisan yang dihasilkannya.

Kaum rebahan, akan mempunyai perspektif berbeda dalam melihat kemalasan. Rasa malas akan selalu datang, kita tidak bisa menghindari, tapi kita harus mampu mengelolanya agar menjadi lompatan kreativitas dan produktivitas untuk terus berkarya, walaupun di tengah pandemi sekalipun.

Kaum rebahan yang produktif yang berusaha untuk berkarya. Rebahan menjadi salah satu cara jitu mengumpulkan energi dan melompat lebih tinggi. Loh kok bisa? Ya bisa dong, rebahan itu menjadi “resep ajaib” agar ide-ide “gila”, gagasan, pendapat dan argumen dapat dituangkan dalam berbagai bentuk artikel. Buktinya, dengan rebahan, saya sudah ratusan menulis artikel populer yang diterbitkan di media massa dan berbagai buku. Rebahlah sebelum rebahan itu dilarang.